Lpmarena.com, Kata “pengusaha” sekarang sudah tidak asing didengar ditelinga. Banyak orang mulai dari kalangan atas hingga bawah, semua mencoba berbagai usaha. Bahkan hal ini juga terjadi di kalangan mahasiswa. Seperti yang dialami oleh Achmad Fajar Rifai, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang memutuskan berwirausaha di sektor pangan.
Fajar, begitu sapaan akrabnya, memulai usaha di kontrakannya sendiri. Ia menjual beberapa makanan kecil seperti, pisang coklat, risoles dan bakso ikan tuna. Dengan tekad dan keinginannya untuk mandiri, serta tidak bergantung pada orang tua, Fajar memulai usahanya tersebut. “Karena ingin mandiri, tidak selalu bergantung pada orang tua,” ungkap mahasiswa semester 4 jurusan Jinayah Siyasah tersebut.
Menurut Fajar, usaha untuk mandiri memang harus dilakukan dari sekarang, meskipun ia harus membagi waktunya dengan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa. “Memang susah-susah mudah untuk menjalankan usaha ketika masih menjadi mahasiswa. Di kala kita punya tanggungjawab untuk kuliah. Kita harus bagi-bagi waktu untuk menjalankan usaha. Ya tapi kapan lagi kita mau memulai mandiri? Toh kita, khususnya saya sendiri, mau gak mau harus lepas dari orang tua, dan gak selamanya kita bergantung pada orang tua,” ucapnya.
Selain itu Fajar juga mengatakan, di dalam usaha yang ditekuninya, ia tidak terlalu memikirkan keuntungan, namun sebuah pelajaran yang diperoleh dari prosesnya. Ia juga berharap untuk kaum muda bisa menjadi pribadi yang mandiri. “Harapannya bagi kaum-kaum muda bisa belajar mandiri,dan tidak terus meminta kepada orang tua.”
Meskipun usahanya baru berjalan sekitar tiga bulan, ia sudah menjual dagangannya hingga beberapa tempat di angkringan-angkringan kota Yogyakarta, seperti angkringan Kedaulatan Rakyat, angkringan Kalicode, angkringan UGM dan kantin Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
Fajar yang tekun dengan usaha kecilnya ternyata mendapat apresiasi dari mahasiswa. Menurut Hanif, yang juga teman jurusan Fajar mengaku sangat mendukung dan salut. “Sangat bagus dan mendukung. Walaupun saya sendiri belum bisa seperti itu, namun bisa dijadikan motifasi dan semangatnya, dan sebenarnya saya juga tertarik, namun belum bisa membagi waktu saja. Ya saya salut aja terhadap orang yang mandiriseperti itu,” ungkapnya. (Fatikhul Fajri)
Editor : Ulfatul Fikriyah