Home - Jogja Artweeks 2015, Kampus Tidak Boleh Steril dari Seni

Jogja Artweeks 2015, Kampus Tidak Boleh Steril dari Seni

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email
Karya Dian Mayang Sari berjudul "Hope" (sumber: www.jogartjournal.net)

Karya Dian Mayang Sari berjudul “Hope” dalam JAW 2015 (sumber: www.jogartjournal.net)

Lpmarena.com, 45 karya seni hadir dalam acara Jogja Art Weeks (JAW) Artwork Showcase 2015. Berbagai bentuk seni dari visual, music and sound, performance, social experiment, dan bentuk-bentuk seni lainnya akan ditampilkan di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM dari tanggal 9-27 Juni 2015.

“Di sini jadi tempat kita semua berproses, berkarya, saling bertegur sapa. Menjadi satu titik di mana siapa pun bisa bertemu dan menghasilkan sesuatu bagi Indonesia, bagi kemanusiaan,” kata Faruk HT, budayawan sekaligus ketua PKKH dalam sambutannya di malam pembukaan JAW 2015, Selasa (9/6).

Selain itu, Budi Santoso Wignyosukarto selaku wakil rektor bidang Sumber Daya Manusia dan Aset UGM berujar jika acara ini merupakan upaya agar dunia kampus tidak steril dari seni. “Saya menemukan oase baru. Seni yang bisa dilihat dari sudut yang lain yaitu pengetahuan. Sebagai tempat interface bertemunya seni,” ucapnya.

Tahun ini sendiri JAW 2015 mengambil tema keterbukaan dimana para senimannya membuka diri akan proses kreatif mereka. Selain terbuka, Yan Parhas, ketua panitia dalam pers rilisnya menuturkan karya seni yang digelar merupakan karya yang mempunyai keunikan tersendiri.

“Karya-karya seni yang digelar merupakan karya yang dihasilkan dari sebuah proses workshop yang diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan baik seniman maupun non seniman,” tegas Yan.

Yan juga menulis diharapkan JAW 2015 ini dapat mengembangkan semangat kreatif, keberanian berpikir dan bertindak di ruang mainstream, keluwesan dalam membangun jaringan, dan membangun kesadaran atas ekspektasi publik. (Isma Swastiningrum)