Home BERITA Berpolitik Lewat Zine

Berpolitik Lewat Zine

by lpm_arena

Lpmarena.com, Belasan lapak yang memajang lembaran katalog seni dan zine berjajar melingkar di aula Kedai Kebun Forum Yogyakarta, dalam acara Bursa Katalog (Bulog), Minggu (18/09). Salah satu lapak itu adalah milik Sri Tarna, perempuan asal Amerika yang menjaga lapak zine bersama seorang kawannya. Ia mengatakan telah membuat zine sejak ikut komunitas punk di Amerika, tepatnya 20 tahun yang lalu.

Di tahun 90’an, zine punk memang sedang digandrungi banyak anak muda di Amerika. Sri pun ikut teman-temannya memproduksi zine. ā€œKalau zine pertama yang aku buat di Indonesia soal masalah di Aceh, yang anak punk ditangkapi, tahun 2011 itu aku buat untuk mereka,ā€ kata Sri.

Produksi zine bisa dibilang unik karena sesuai dengan prinsip punk, do it yourself. Zine bisa diproduksi secara individu maupun kolektif, dengan desain sesuai selera dan jumlah eksemplar yang terbatas. Sedangkan untuk distribusi, Sri mengatakan ia hanya sebatas menyebarkan ke teman-teman dan menjualnya di acara-acara pameran. ā€œTapi aku tidak melakukan aktivitas ini untuk uang, tapi agar semua orang bisa akses.ā€

Untuk konten, zine bisa sangat beragam. Bisa berupa reportase dan penelitian mendalam, atau sekadar berisi gambar-gambar yang merupakan ekspresi kedirian penyusunnya. Sri sendiri mengatakan zine-nya lebih banyak memuat konten politik. Ini terlihat pula dari zine-zine yang ia pajang, di antaranya mengulas isu gender, intoleransi, konflik agraria, gagasan anarkis, dan sebagainya.

Perempuan dengan tubuh dipenuhi tato ini tak segan untuk reportase lapangan dalam membuat laporan yang menjadi konten zine-nya. Reportase ia lakukan salah satunya dalam kasus konflik petani di Kulon Progo melawan tambang pasir besi tahun 2012. ā€œAku lebih suka zine tentang politik. Aku udah bosen sama zine musik. Aku tertarik bantu komunitas.ā€

Sri yang sudah enam tahun tinggal di Indonesia ini mengatakan, zine yang pertama kali terbit pada tahun 50’an, sekarang mulai kembali mendapat perhatian di kalangan anak muda. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya pameran zine yang diselenggarakan. ā€œAku pikir enggak di Indonesia aja, tapi di dunia sekarang zine lagi populer lagi.ā€

Bulog sendiri merupakan salah satu rangkaian dalam Buku Andalan yang berlangsung dari tanggal 8-24 September 2016 den menghadirkan beberapa kegiatan, seperti diskusi, pentas musik, dan pameran. Acara yang diselenggarakan oleh Kedai Kebun Forum ini diikuti oleh beberapa komunitas dan penerbit indie di Jogja. Di sana dipamerkan katalog, buku, buletin, zine, komik, dan benda-benda seni lainnya.

Reporter: Lugas Subarkah

Redaktur: Isma Swastiningrum