I
Kau terlalu lama merantau sayangku,
Hingga takdir memutuskanku menjadi selir seorang tuan
Nasib burukkah aku dilahirkan jadi perempuan?
Atau perlu kulaknat diri yang dilahirkan tanpa kekuasaan
Hidup dan mati tak mampu melawan
Sungguh, inilah sehina-hinanya kehidupan
II
Sejauh mata memandang
Yang kulihat hanya penderitaan tak berkesudahan
Nasib buruk, aku dilahirkan sayang,
Pada zaman di mana manusia tak lebih berharga daripada uang,
Harga diri tak lebih berharga daripada sesuap nasi
Tak lebih dari sekedar pemuas berahi
Dan aku,
Tak lebih dari seorang pecundang, tak mampu melawan
Sungguh memalukan!
Yogyakarta, 2016
Wulan Agustina Pamungkas, mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Merupakan bagian dari Aliansi Pemerhati Lelaki Gondrong (APLG), cukuplah regional Yogyakarta saja. Juga bagian dari Barisan Perempuan (Baper).